Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
Pendahuluan
Alhamdulillāh…
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, Dzat yang menggenggam takdir, yang mengatur masa lalu, hari ini, dan masa depan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang meneladani beliau hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Salah satu penyakit hati yang paling banyak menggerogoti manusia hari ini adalah cemas berlebihan terhadap masa depan. Hati belum sampai esok hari, namun kesedihan sudah datang hari ini. Padahal Islam datang membawa ketenangan, bukan kecemasan.
1. Ketetapan Allah Pasti Datang, Tidak Perlu Disegerakan
Dalil Al-Qur’an
أَتَىٰ أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Telah pasti datang ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS. An-Nahl: 1)
Ulasan Ulama
-
Imam Ath-Thabari رحمه الله menjelaskan:
Ayat ini mengajarkan adab seorang hamba terhadap takdir Allah, yaitu tidak tergesa-gesa terhadap sesuatu yang belum Allah tampakkan waktunya. -
Ibnu Katsir رحمه الله menegaskan:
Ayat ini mencakup larangan tergesa-gesa baik dalam azab, kemenangan, maupun urusan dunia, karena semuanya berjalan sesuai hikmah Allah.
➡ Pesan penting:
Takdir tidak pernah terlambat dan tidak pernah salah alamat. Kegelisahan muncul karena manusia ingin mendahului waktu.
2. Masa Depan Adalah Wilayah Ghaib
Hari esok belum berwujud, belum dapat disentuh, dan belum tentu kita temui. Maka menghabiskan emosi hari ini untuk sesuatu yang belum tentu terjadi adalah kebodohan spiritual.
Dalil Al-Qur’an
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
“Dan tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati.”
(QS. Luqman: 34)
Ulasan Ulama
- Imam Al-Qurthubi رحمه الله:
Ayat ini mematahkan klaim manusia yang sok mengetahui masa depan dan menjadi dasar larangan tenggelam dalam ramalan, spekulasi, dan kecemasan ghaib.
➡ Intinya:
Jika kematian saja tidak kita ketahui, lalu mengapa kita sibuk mencemaskan kehidupan esok hari?
3. Panjang Angan-Angan (Thūlul Amal) adalah Penyakit Hati
Islam melarang angan-angan berlebihan yang membuat lalai dari amal hari ini.
Dalil Hadits
يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ وَتَشِبُّ فِيهِ خَصْلَتَانِ: الْحِرْصُ وَطُولُ الْأَمَلِ
“Anak Adam menjadi tua, namun dua perkara tetap muda dalam dirinya: sifat tamak dan panjang angan-angan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ulasan Ulama
-
Ibnu Rajab Al-Hanbali رحمه الله:
Thūlul amal membuat hati menunda taubat, melemahkan amal, dan menganggap dunia seakan kekal. -
Al-Ghazali رحمه الله:
Panjang angan-angan adalah hijab terbesar antara hati dan akhirat.
➡ Renungan:
Orang yang terlalu sibuk dengan hari esok biasanya malas memperbaiki hari ini.
4. Setan Menakut-nakuti dengan Masa Depan
Ketahuilah, banyak kecemasan bukan dari akal sehat, tetapi bisikan setan.
Dalil Al-Qur’an
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan, sedang Allah menjanjikan ampunan dan karunia dari-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 268)
Ulasan Ulama
- Fakhruddin Ar-Razi رحمه الله:
Setan melemahkan manusia dengan ketakutan masa depan, sementara Allah menguatkan dengan harapan dan tawakal.
➡ Kaidah:
Setiap ketakutan yang menjauhkan dari amal shalih, hampir pasti berasal dari setan.
5. Nabi ﷺ Mengajarkan Fokus Hari Ini
Dalil Hadits
إِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَإِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ
“Jika engkau berada di pagi hari, jangan menunggu sore. Jika engkau berada di sore hari, jangan menunggu pagi.”
(HR. Bukhari)
Ulasan Ulama
- Ibnu Hajar Al-Asqalani رحمه الله:
Hadits ini adalah pokok dalam manajemen kehidupan seorang mukmin: hidup sadar, efektif, dan tidak terjebak khayalan.
➡ Makna praktis:
Hiduplah dengan amal hari ini, bukan kekhawatiran esok hari.
6. Tawakal: Menyerahkan Masa Depan kepada Allah
Dalil Hadits
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung.”
(HR. Tirmidzi)
Ulasan Ulama
- Imam Ahmad رحمه الله:
Tawakal bukan meninggalkan usaha, tetapi menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah.
➡ Keseimbangan:
Usaha hari ini + tawakal = ketenangan hati.
Penutup: Nasihat Jiwa
Saudaraku…
Jangan gadaikan kebahagiaan hari ini untuk kesedihan hari esok yang belum tentu ada.
Jangan menyeberangi jembatan yang belum tampak.
Jangan menghabiskan tenaga untuk melawan bayang-bayang.
Biarkan masa depan datang dengan sendirinya.
Tugas kita bukan mengetahui esok hari, tetapi memperbaiki hari ini.
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar beriman.”
(QS. Al-Ma’idah: 23)
Post a Comment