Hendaklah Engkau Bersikap Qana’ah dan Tawadhu’


Hendaklah Engkau Bersikap Qana’ah dan Tawadhu’


Pendahuluan: Penutup Pintu Fitnah Dunia

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah, di antara kunci paling ampuh untuk menutup pintu fitnah dunia dan membuka pintu keberkahan akhirat adalah dua akhlak agung:
qana’ah dan tawadhu’.

Qana’ah adalah lawan kerakusan.
Tawadhu’ adalah lawan kesombongan.

Barang siapa merendah di dunia karena Allah, maka Allah akan meninggikannya di akhirat. Dan barang siapa merasa cukup dengan rezeki yang sedikit, maka hatinya dilapangkan dan dosanya diringankan.


I. Qana’ah: Kekayaan Sejati Seorang Mukmin

Dalil Hadis Nabi ﷺ

«لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ»
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya:
“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati.”

Komentar Ulama

  • Imam An-Nawawi رحمه الله:
    “Makna kaya jiwa adalah qana’ah, ridha terhadap pembagian Allah, dan tidak rakus terhadap dunia.”
  • Ibnu Qayyim رحمه الله:
    “Qana’ah adalah harta yang tidak akan habis.”

II. Qana’ah Membawa Ketenangan Dunia dan Keselamatan Akhirat

Dalil Al-Qur’an

﴿وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ﴾
(QS. At-Taghabun: 11)

Artinya:
“Barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.”

Penjelasan

Ibnu ‘Abbas r.a. berkata:

“Petunjuk hati dalam ayat ini adalah ketenangan, ridha, dan qana’ah terhadap takdir Allah.”

Orang yang qana’ah:

  • Lapang dadanya
  • Sedikit keluhannya
  • Ringan hisabnya

III. Rakus Dunia: Sifat yang Tidak Pernah Kenyang

Dalil Hadis Nabi ﷺ

«لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَيْنِ مِنْ ذَهَبٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا، وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ»
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya:
“Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, niscaya ia akan menginginkan lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang memenuhi perut anak Adam kecuali tanah.”

Ulasan Ulama

  • Hasan Al-Bashri رحمه الله:
    “Orang yang tidak puas dengan yang sedikit, tidak akan puas meski memiliki segalanya.”

IV. Tawadhu’: Jalan Kemuliaan di Sisi Allah

Dalil Hadis Nabi ﷺ

«وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ»
(HR. Muslim)

Artinya:
“Tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.”

Komentar Ulama

  • Al-Qadhi ‘Iyadh رحمه الله:
    “Yang dimaksud diangkat derajatnya adalah dimuliakan di dunia dengan kewibawaan dan di akhirat dengan surga.”

V. Tawadhu’ Menghancurkan Akar Kesombongan

Dalil Al-Qur’an

﴿وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا﴾
(QS. Al-Isra’: 37)

Artinya:
“Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi dengan sombong.”

Penjelasan

Ibnu Katsir رحمه الله berkata:

“Ayat ini melarang kesombongan dalam sikap, ucapan, dan cara hidup.”

Kesombongan bukan hanya pada pakaian atau jabatan, tetapi:

  • Merasa lebih suci
  • Meremehkan orang lain
  • Enggan menerima nasihat

VI. Dunia Terkutuk Jika Melalaikan Allah

Dalil Hadis Nabi ﷺ

«الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا، إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ»
(HR. Tirmidzi)

Artinya:
“Dunia itu terkutuk, dan terkutuk pula apa yang ada di dalamnya, kecuali zikir kepada Allah dan apa yang mendukungnya.”

Komentar Ulama

  • Imam Al-Ghazali رحمه الله:
    “Dunia menjadi tercela ketika ia menguasai hati, bukan ketika berada di tangan.”

VII. Bahaya Bermegah-megahan dan Menumpuk Harta

Dalil Al-Qur’an

﴿أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ۝ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ﴾
(QS. At-Takatsur: 1–2)

Artinya:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.”

Tafsir Ulama

  • Imam Al-Qurthubi رحمه الله:
    “Ayat ini mencela orang yang menghabiskan umur untuk menumpuk dunia tanpa kebutuhan.”

VIII. Teladan Rasulullah ﷺ dalam Qana’ah

Dalil Hadis

«اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا»
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad sekadar mencukupi.”

Makna

  • Imam Ahmad رحمه الله:
    “Cukup adalah rezeki paling selamat dari fitnah.”

IX. Pesan Praktis untuk Jamaah

Jika belum mampu hidup sederhana sepenuhnya:

  • Jangan pamer kemewahan
  • Jangan rakus pada yang tidak dibutuhkan
  • Jangan sombong dengan apa yang dimiliki

Sedikit qana’ah lebih baik daripada banyak harta tanpa ridha Allah.


Penutup (Khâtimah Ceramah)

Ma’asyiral muslimin,

Keuntungan sejati—demi Allah—
bukan pada kemegahan, tetapi pada keridhaan terhadap kesederhanaan.
Bukan pada jabatan, tetapi pada kerendahan hati dalam zikir.
Bukan pada keangkuhan, tetapi pada tawadhu’ dan qana’ah.

اللهم ارزقنا القناعة، وزيِّن قلوبنا بالتواضع، ولا تجعل الدنيا أكبر همّنا ولا مبلغ علمنا.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.



Tidak ada komentar