Pangkal Bencana Adalah Cinta Dunia
Pangkal Bencana Adalah Cinta Dunia
Pendahuluan (Muqaddimah Ceramah)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ketahuilah, tidaklah sebuah umat hancur, tidak pula seorang hamba tersesat dari jalan akhirat, kecuali karena cinta dunia yang bersemayam di hatinya. Dunia bukan sekadar harta, tetapi segala sesuatu yang melalaikan dari Allah. Inilah pangkal setiap bencana, sumber kehinaan, dan awal kehancuran iman.
I. Dunia: Fitnah Terbesar Bagi Umat
Dalil Al-Qur’an
﴿زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ﴾
(QS. Ali ‘Imran: 14)
Terjemah:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini: wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas dan perak…”
Komentar Ulama
- Imam Ibn Katsir: Ayat ini bukan pujian, tetapi peringatan keras bahwa dunia menghiasi diri agar manusia lalai.
- Hasan Al-Bashri: “Dunia adalah mimpi, akhirat adalah kenyataan.”
II. Cinta Dunia Melahirkan Kelancangan Terhadap Allah
Hadis Nabi ﷺ
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ
Terjemah:
“Cinta dunia adalah pangkal dari setiap dosa.”
(HR. Al-Baihaqi – hasan secara makna)
Penjelasan Ulama
- Imam Al-Ghazali (Ihya’ ‘Ulumiddin):
“Segala maksiat tidak dilakukan kecuali demi dunia atau takut kehilangan dunia.”
III. Dunia Menggerogoti Iman Seperti Api Membakar Kayu
Hadis Nabi ﷺ
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
Terjemah:
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan Allah menjadikan kalian sebagai pengelola di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian beramal.”
(HR. Muslim)
Ulasan
- An-Nawawi: Dunia bukan tujuan, tapi ujian amanah.
- Siapa yang menjadikannya tujuan → binasa imannya.
IV. Orang Kaya: Hisab Panjang, Orang Miskin: Surga Lebih Dulu
Hadis Nabi ﷺ
يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِنِصْفِ يَوْمٍ، خَمْسِمِائَةِ عَامٍ
Terjemah:
“Orang-orang fakir dari kaum mukminin masuk surga sebelum orang-orang kaya dengan selisih setengah hari (500 tahun).”
(HR. Tirmidzi – hasan sahih)
Komentar Ulama
- Ibn Rajab Al-Hanbali:
“Keterlambatan orang kaya bukan karena hartanya haram, tapi karena beratnya hisab.”
V. Bahaya Ulama yang Mencintai Dunia
Hadis Nabi ﷺ
إِذَا رَأَيْتُمُ الْعَالِمَ يُحِبُّ الدُّنْيَا فَاتَّهِمُوهُ عَلَى دِينِكُمْ
Terjemah:
“Jika kalian melihat seorang alim mencintai dunia, maka curigailah agamanya.”
(HR. Abu Nu‘aim)
Penjelasan
- Sufyan Ats-Tsauri:
“Ulama dunia lebih berbahaya daripada setan, karena setan mengajak kepada dosa, sedangkan ulama dunia menghiasinya.”
VI. Ayat Peringatan Keras: Dunia Dibayar Neraka
Dalil Al-Qur’an
﴿مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا﴾
﴿أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ﴾
(QS. Hud: 15–16)
Terjemah:
“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami berikan balasan amalnya di dunia… tetapi di akhirat mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali neraka.”
Tafsir
- Al-Qurthubi: Ini tentang orang yang beramal demi dunia, bukan demi Allah.
VII. Teladan Rasulullah ﷺ: Zuhud Total
Hadis
مَا لِي وَلِلدُّنْيَا؟ إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
Terjemah:
“Apa urusanku dengan dunia? Aku dan dunia seperti musafir yang berteduh sebentar di bawah pohon, lalu pergi meninggalkannya.”
(HR. Tirmidzi)
VIII. Doa Rasulullah ﷺ Tentang Dunia
اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا
Terjemah:
“Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad sekadar cukup.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Makna
- Imam Ahmad: Cukup → paling selamat dari hisab dan fitnah.
IX. Ciri Orang Selamat dari Fitnah Dunia
- Qana’ah (merasa cukup)
- Takut hisab
- Wara’ dari syubhat
- Lebih mencintai akhirat
- Tidak bangga dengan harta
﴿وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى﴾
(QS. Al-A‘la: 17)
“Dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.”
Penutup (Khâtimah Ceramah)
Ma’asyiral muslimin,
Dunia bukan untuk ditinggalkan secara fisik, tetapi dikeluarkan dari hati. Siapa yang menaruh dunia di tangannya, ia aman. Siapa yang menaruh dunia di hatinya, ia binasa.
Mari kita mohon kepada Allah:
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا
“Ya Allah, jangan Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan puncak ilmu kami.”
Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Post a Comment