Ilmu yang Bermanfaat: Jalan Menuju Ma’rifat dan Kedekatan kepada Allah



CERAMAH: “Ilmu yang Bermanfaat: Jalan Menuju Ma’rifat dan Kedekatan kepada Allah”


Pendahuluan

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Allah menciptakan manusia dengan akal dan kemampuan berpikir agar senantiasa mencari ilmu yang bermanfaat. Ilmu bukan sekadar pengetahuan dunia, tetapi yang mendorong kita taat kepada Allah, menjauhkan dari maksiat, dan menyiapkan hati untuk akhirat.

Allah berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا العِلْمَ دَرَجَاتٍ
(QS. Al-Mujadilah: 11)

Artinya:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."

Komentar ulama:

  • Derajat tinggi tidak hanya karena amal ibadah, tetapi juga karena ilmu yang bermanfaat.
  • Ilmu yang mendorong kepada ketaatan, pengendalian diri, dan pengetahuan tentang Allah adalah yang utama.

1. Makna Ilmu yang Bermanfaat

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang:

  1. Mengenalkan Dzat Allah, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya.
  2. Memberikan pemahaman tentang perintah dan larangan Allah agar mendorong ketaatan.
  3. Menunjukkan cacat dan aib diri agar memperbaiki amal.
  4. Memberi perlindungan terhadap tipu daya musuh dan syaithan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ
(HR. Muslim)

Artinya:
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."

Komentar ulama:

  • Mempelajari ilmu agama adalah ibadah dan jalan menuju kedekatan dengan Allah.
  • Ilmu bermanfaat menuntun hati agar zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.

2. Kitab dan Sumber Ilmu yang Dianjurkan

  1. Kitab Allah (Al-Qur’an) – sebagai sumber utama.
  2. Hadis Rasulullah ﷺ – petunjuk praktik dan adab.
  3. Kitab para Imam dan Ulama – contohnya:
    • Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin
    • Kitab tafsir dan fiqh klasik
  4. Ilmu umum dan yang diajarkan para alim ulama

Komentar ulama:

  • Imam Al-Ghazali menyusun ilmu dalam Ihya’ Ulumuddin agar dapat dipahami orang yang memiliki mata hati (bashiirah).
  • Ilmu ini membawa kefahaman hakikat, amal shalih, dan kedekatan kepada Allah dalam waktu singkat.

3. Adab Belajar Ilmu Halus dan Hakikat

  • Belajar masalah hakikat dan ilmu tasawuf tanpa guru/ Syaikh pemimbing dapat menyesatkan.
  • Risiko: memahami ajaran hulul dan ittihaad secara salah → kesesatan.

Ulama arifin berkata:
“Barang siapa belajar ilmu hakikat tanpa pembimbing, dia bisa tersesat walau niatnya baik.”

Komentar:

  • Guru/ Syaikh penting untuk membimbing dalam menafsirkan risalah halus, seperti karya Al-Ghazali (Al-Ma’aarij).
  • Ini mencegah kesalahpahaman dan penafsiran bebas yang bisa berakibat zindiq (sesat).

4. Hikmah Ilmu Bermanfaat

  1. Menunjukkan kebesaran Allah dan hakikat perintah-Nya.
  2. Menumbuhkan taat dan takut kepada Allah.
  3. Membantu menjaga diri dari perbuatan buruk dan menyingkap aib diri.
  4. Memudahkan pencapaian ma’rifatullah bagi orang yang konsisten belajar dan mengamalkan.

Dalil:

وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
(QS. Thaha: 114)

Artinya:
"Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.’"

Komentar:

  • Doa ini dianjurkan untuk setiap orang yang menuntut ilmu agar hatinya terbuka menerima petunjuk Allah.

5. Praktik Wirid Ilmu Bermanfaat

  1. Membaca kitab hadis, tafsir, fiqh, dan ilmu aqidah.
  2. Menelaah kitab klasik para ulama yang terpercaya.
  3. Memperdalam ilmu tasawuf dan hakikat hanya di bawah bimbingan guru.
  4. Membaca secara konsisten, tadbiir, dan tafakur untuk memahami makna dan manfaatnya.

Komentar:

  • Konsistensi lebih penting daripada banyak membaca tanpa memahami.
  • Ilmu tanpa amal akan tidak memberi cahaya hati.

6. Peringatan dari Ulama

  • Belajar hakikat tanpa guru bisa membawa:
    1. Kesalahan pemahaman → sesat.
    2. Pemahaman tentang hulul atau ittihaad → menentang tauhid.
    3. Rasa sombong atau angkuh terhadap ilmu.

Na’udzubillah min dzalik.

Komentar:

  • Selalu awali belajar dengan niat ikhlas, mohon hidayah Allah, dan rendah hati.

Kesimpulan dan Pesan Praktis

  1. Jadikan mempelajari ilmu bermanfaat sebagai wirid harian.
  2. Fokus pada ilmu yang menuntun kepada taat, memahami Allah, dan mencintai akhirat.
  3. Gunakan sumber yang tepercaya: Al-Qur’an, Hadis, kitab ulama klasik.
  4. Belajar ilmu hakikat hanya dengan bimbingan Syaikh.
  5. Amalkan ilmu yang dipelajari agar hati terbuka dan tercapai ma’rifatullah.


Tidak ada komentar