IMAN LISAN, HATI YANG KOSONG, DAN HUKUM ALLAH YANG DITINGGALKAN

IMAN LISAN, HATI YANG KOSONG, DAN HUKUM ALLAH YANG DITINGGALKAN”

(Tafsir Al-Mā’idah: 41–60)


I. PEMBUKAAN: IMAN YANG DIUJI KEJUJURANNYA

Ayat Pokok

QS. Al-Mā’idah: 41

Arab:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ...

Terjemah:

“Wahai Rasul, janganlah engkau bersedih hati terhadap orang-orang yang bersegera dalam kekafiran, yaitu orang-orang yang berkata ‘Kami beriman’ dengan mulut mereka, padahal hati mereka belum beriman …”

Penjelasan Ulama

  • Tafsir Jalalain: Ayat ini turun tentang orang munafik dan sebagian Yahudi yang menampakkan iman demi kepentingan.
  • Ibn Katsir: Mereka cepat berpindah posisi sesuai keuntungan dunia, bukan kebenaran.
  • Pelajaran mimbar:
    👉 Ucapan iman tidak otomatis menyelamatkan bila hati menolak kebenaran.

II. BAHAYA MENDENGAR KEBATILAN & MEMAKAN YANG HARAM

Ayat Pokok

QS. Al-Mā’idah: 42

Arab:

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ

Terjemah:

“Mereka sangat suka mendengar berita bohong dan banyak memakan yang haram.”

Ulasan Ulama

  • As-Suḥt: harta haram (suap, manipulasi hukum).
  • Al-Qurthubi:

    “Haramnya suap adalah fondasi rusaknya hukum dan keadilan.”

Dalil Sunnah

Hadis:

«لَعَنَ اللَّهُ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ»

Terjemah:

“Allah melaknat pemberi dan penerima suap.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud – shahih)

Aplikasi Zaman Kini

  • Hukum bisa dibeli
  • Fatwa dicari yang paling ringan, bukan paling benar

III. HUKUM ALLAH TIDAK BOLEH DIPILIH SESUAI SELERA

Ayat Kunci (sangat tegas)

QS. Al-Mā’idah: 44

Arab:

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Terjemah:

“Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.”

Penjelasan Ulama Ahlus Sunnah

  • Ibn Abbas:

    “Kufur di sini bisa kufur besar atau kecil, tergantung keyakinannya.”

  • An-Nawawi:
    Menolak hukum Allah karena membenci → kufur besar
    Melanggar karena hawa nafsu → dosa besar

IV. SYARIAT ITU CAHAYA, BUKAN BEBAN

Ayat

QS. Al-Mā’idah: 48

Arab:

فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ

Terjemah:

“Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan jangan ikuti hawa nafsu mereka.”

Hikmah

  • Syariat berbeda antar umat → ujian, bukan alasan permusuhan
  • Allah memerintahkan:

    فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
    “Berlomba-lombalah dalam kebaikan.”


V. HUKUM JAHILIYAH ATAU HUKUM ALLAH?

Ayat Penutup Tajam

QS. Al-Mā’idah: 50

Arab:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Terjemah:

“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin?”

Renungan Mimbar

  • Jahiliah bukan soal zaman, tapi cara berpikir
  • Ketika manusia merasa lebih tahu dari Allah

VI. WALI SEJATI & IDENTITAS IMAN

Ayat

QS. Al-Mā’idah: 55

Arab:

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا...

Terjemah:

“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman …”

Hadis Pendukung

«الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ»

Terjemah:

“Seseorang akan bersama dengan siapa yang ia cintai.”
(HR. Bukhari & Muslim)


VII. PENUTUP CERAMAH (INTI PESAN)

  1. Iman bukan slogan
  2. Hukum Allah bukan pilihan
  3. Kebenaran tidak tunduk pada selera
  4. Keselamatan hanya bagi yang jujur pada iman


Tidak ada komentar