Iman yang Dipermainkan, Hati yang Terombang-ambing, dan Jalan Kembali kepada Allah

“Iman yang Dipermainkan, Hati yang Terombang-ambing, dan Jalan Kembali kepada Allah”

(QS. An-Nisā’ 141–160)


PEMBUKAAN (±10 menit)

الحمد لله…
Segala puji bagi Allah…
yang tidak membutuhkan iman kita…
tetapi kitalah yang binasa tanpa iman

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ,
yang menangis bukan karena dunia,
tetapi karena takut umatnya tertipu oleh dirinya sendiri…

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Hari ini…
Al-Qur’an tidak sedang menceritakan orang lain.
Ia sedang membuka wajah-wajah tersembunyi.
Ia sedang menyibak topeng iman palsu.


BAGIAN I — MUNAFIK: MENUNGGU SIAPA YANG MENANG (Ayat 141)

(±12 menit)

Allah berfirman:

الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ…

“Mereka yang menunggu-nunggu (nasib) kalian…”

Jika Islam menang: kami bersama kalian.
Jika kufur berkuasa: kami ada di pihak kalian.

Inilah iman yang berdagang.
Inilah hati yang tidak pernah menetap.

Imam Ibn Katsir berkata:

“Munafik tidak mencintai kebenaran, ia hanya mencintai kemenangan.”

Jamaah…
berapa banyak hari ini
yang menjual prinsip demi diterima…
menjual iman demi aman…


BAGIAN II — SALAT TANPA KEHADIRAN HATI (Ayat 142)

(±10 menit)

Allah berfirman:

وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى…

“Mereka berdiri salat dengan malas…”

Salatnya berdiri…
tapi hatinya tertidur.
Bibirnya membaca…
tapi jiwanya kosong.

Hasan Al-Basri menangis sambil berkata:

“Salat orang munafik hanya sampai leher, tidak pernah turun ke hati.”


BAGIAN III — TEROMBANG-AMBING TANPA ARAH (Ayat 143)

(±10 menit)

Allah berfirman:

مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَٰلِكَ…

Tidak ke sini…
tidak ke sana…

Ini bukan ragu sesaat.
Ini penyakit jiwa.

Orang beriman mungkin jatuh,
tapi ia tahu arah pulang.
Munafik tersesat…
dan merasa baik-baik saja.


BAGIAN IV — LOYALITAS YANG SALAH (Ayat 144)

(±10 menit)

Allah berfirman:

لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ…

Bukan soal berteman.
Bukan soal bekerja sama.
Tapi soal siapa yang kita bela saat iman dihina.

Imam Nawawi berkata:

“Loyalitas aqidah adalah garis merah yang tidak boleh ditawar.”


BAGIAN V — TEMPAT PALING DALAM DI NERAKA (Ayat 145)

(±10 menit | suara diturunkan)

Allah berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ

Paling bawah…
bukan karena mereka paling banyak dosa,
tetapi karena paling dalam pengkhianatan.

Mereka tahu…
lalu berpaling.
Mereka melihat cahaya…
lalu memilih gelap.


BAGIAN VI — ALLAH MASIH MEMBUKA PINTU (Ayat 146–147)

(±10 menit | suara mulai dilembutkan)

Allah berfirman:

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا…

Kecuali…
yang bertobat…
memperbaiki diri…
berpegang teguh kepada Allah…

Jamaah…
ayat ini adalah pelukan setelah tamparan.

Allah tidak bertanya:
seberapa parah dosamu
tetapi:
apakah engkau mau kembali?


BAGIAN VII — ALLAH TIDAK BUTUH MENYIKSA (Ayat 147)

(±8 menit)

مَّا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ…

“Apa untungnya Allah menyiksa kalian?”

Tangisan kita bukan untuk Allah.
Tobat kita bukan menambah kerajaan-Nya.
Semua ini untuk keselamatan kita sendiri.


BAGIAN VIII — LIDAH, DENDAM, DAN MAAF (Ayat 148–149)

(±8 menit)

Allah tidak mencintai
teriakan keburukan…
caci maki…
dendam yang diumbar…

Tetapi Allah Maha Mendengar…
dan Maha Pemaaf.

Memaafkan itu berat…
tapi menghadap Allah dengan dendam lebih berat.


BAGIAN IX — IMAN TIDAK BOLEH DIPILIH-PILIH (Ayat 150–152)

(±8 menit)

نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ

Beriman kepada yang cocok…
menolak yang berat…

Ini bukan iman.
Ini selera.

Iman sejati menerima seluruh wahyu…
meski pahit…
meski melukai ego.


BAGIAN X — KESOMBONGAN ILMU & PENGINGKARAN (Ayat 153–160)

(±10 menit)

Bani Israil meminta bukti demi bukti…
namun menolak setelah jelas.

Ilmu tanpa tunduk
melahirkan kesombongan.
Agama tanpa taqwa
melahirkan pembangkangan.


DOA PENUTUP 

اللَّهُمَّ…
Ya Allah…
kami takut…
takut termasuk orang yang menunggu kemenangan,
bukan kebenaran…

Ya Allah…
jangan jadikan salat kami sekadar gerakan…
hadirkan hati kami di hadapan-Mu…

Ya Allah…
jika di hati kami ada nifaq…
cabutlah…
jika di dada kami ada dusta…
bersihkanlah…

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ النِّفَاقِ وَالرِّيَاءِ…

Ya Allah…
kami lelah berpura-pura kuat…
kami ingin jujur di hadapan-Mu…

Terimalah tobat kami…
meski berkali-kali kami jatuh…
karena Engkau membuka pintu sebelum kami mengetuk…

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا…

Wafatkan kami dalam iman…
bangkitkan kami bersama orang-orang yang Engkau ridai…

وصلى الله على سيدنا محمد…
والحمد لله رب العالمين…



Tidak ada komentar