Kekuasaan Allah, Kemuliaan Nabi Isa ‘Alaihissalām, dan Jalan Lurus Tauhid
“Kekuasaan Allah, Kemuliaan Nabi Isa ‘Alaihissalām, dan Jalan Lurus Tauhid”
(Tadabbur QS. Ali ‘Imran: 41–60)
I. PEMBUKAAN (TAUHIYAH & TADABBUR AWAL)
Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn.
Segala puji bagi Allah yang berkuasa menciptakan tanpa sebab, menghidupkan tanpa alat, dan menolong hamba-Nya tanpa batas.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, penutup para nabi, pembawa kebenaran yang menjelaskan kisah para rasul terdahulu bukan dengan dongeng, tapi wahyu dari langit.
Jamaah rahimakumullāh,
Ayat-ayat yang kita tadabburi hari ini adalah kisah besar tentang iman, mukjizat, dan tauhid, yang Allah turunkan bukan sekadar sejarah, tetapi pelajaran hidup untuk umat Muhammad ﷺ.
II. AYAT 41 – TANDA KEIMANAN ZAKARIA: DIAM DARI MANUSIA, HIDUP DENGAN DZIKIR
Dalil Al-Qur’an
QS. Ali ‘Imran: 41
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً ۖ قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمْزًا ۗ وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
Artinya:
“Zakaria berkata, ‘Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda.’ Allah berfirman, ‘Tandamu adalah engkau tidak dapat berbicara dengan manusia selama tiga hari kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi.’”
Ulasan Ulama
- Imam As-Suyuthi & Al-Mahalli (Jalalain):
Zakaria tidak bisu, hanya dicegah berbicara dengan manusia, tetapi tidak dicegah berdzikir. Ini isyarat bahwa:
Lidah manusia boleh diam, tapi lidah hati tidak boleh berhenti mengingat Allah.
- Ibnu Katsir:
Diamnya Zakaria adalah ibadah, bukan hukuman. Tanda keimanan kadang bukan suara, tapi ketenangan batin.
Pesan Mimbar
Jamaah,
Kadang Allah mendidik kita dengan mengurangi bicara agar memperbanyak dzikir.
Terlalu banyak bicara dengan manusia, sering membuat lupa bicara dengan Allah.
III. AYAT 42–47 – KEMULIAAN MARYAM & KEKUASAAN “KUN FAYAKŪN”
Dalil Al-Qur’an
QS. Ali ‘Imran: 42
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu atas seluruh wanita di dunia.”
Ulasan Ulama
- Al-Qurthubi:
Maryam dimuliakan bukan karena keturunan, tapi karena ketaatan dan kesucian diri. - Fakhruddin Ar-Razi:
Kesucian Maryam adalah jawaban Allah terhadap fitnah manusia.
Mukjizat “KUN FAYAKŪN”
QS. Ali ‘Imran: 47
إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ
Artinya:
“Apabila Allah menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata: ‘Jadilah!’ maka jadilah ia.”
Pesan Mimbar
Allah tidak butuh sebab untuk mencipta.
Jika Dia berkehendak, yang mustahil menjadi nyata.
IV. AYAT 49–50 – MUKJIZAT NABI ISA & PENEGASAN BAHWA SEMUANYA DENGAN IZIN ALLAH
Dalil Al-Qur’an
QS. Ali ‘Imran: 49
وَأُحْيِي الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ اللَّهِ
Artinya:
“Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah.”
Penegasan Tauhid
Kata بِإِذْنِ اللَّهِ diulang berkali-kali agar:
- Tidak ada anggapan Isa adalah Tuhan
- Mukjizat ≠ Ketuhanan
Hadis Pendukung
Rasulullah ﷺ bersabda:
« إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ »
Artinya:
“Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.”
(HR. Bukhari)
Ulasan Ulama
- Ibnu Taimiyah:
Mukjizat adalah bukti kenabian, bukan bukti ketuhanan.
V. AYAT 52–55 – TIPU DAYA MANUSIA VS KEKUASAAN ALLAH
Dalil Al-Qur’an
QS. Ali ‘Imran: 54
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya:
“Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”
Ulasan Ulama
- Al-Baghawi:
Allah tidak berbuat zalim, tapi menggagalkan kezaliman dengan keadilan-Nya.
Pesan Mimbar
Jika manusia merencanakan keburukan,
Allah merencanakan keselamatan hamba-Nya.
VI. AYAT 59–60 – PERUMPAMAAN ISA DAN ADAM: PEMBUNGKAMAN SYUBHAT
Dalil Al-Qur’an
QS. Ali ‘Imran: 59
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ
Artinya:
“Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah seperti Adam.”
Ulasan Ulama
- Ar-Razi:
Jika Isa dianggap Tuhan karena lahir tanpa ayah, maka Adam lebih layak dianggap Tuhan karena tanpa ayah dan ibu — dan ini batil.
Penutup Ayat
QS. Ali ‘Imran: 60
الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ الْمُمْتَرِينَ
Artinya:
“Itulah kebenaran dari Tuhanmu, maka janganlah engkau ragu.”
VII. PENUTUP & INTISARI DAKWAH
- Mukjizat tidak pernah meniadakan tauhid
- Isa adalah Rasul, bukan Tuhan
- Allah Maha Kuasa tanpa sebab
- Kebenaran tidak butuh pembelaan panjang, cukup iman yang lurus
Post a Comment