Kembali ke Sumber Azali

Materi Ceramah: Kembali ke Sumber Azali

(Berdasarkan Kitab Sirrul Asrar – dengan Dalil Al-Qur’an, Sunnah, dan Ulasan Ulama)


Pendahuluan: Manusia antara Raga dan Jiwa

Jamaah yang dimuliakan Allah, Manusia diciptakan dalam dua dimensi: raga yang tampak dan jiwa yang tersembunyi. Secara lahiriah kita sama, namun secara batiniah kita sangat berbeda.

Allah berfirman:

وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي
“Dan Aku tiupkan ke dalamnya ruh-Ku.”
(QS. Shad: 72)

Ulasan Ulama:
Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa tubuh hanyalah kendaraan, sedangkan ruh adalah penumpangnya. Kebahagiaan atau kesengsaraan manusia bergantung pada kondisi ruh, bukan jasadnya.


Jalan Kembali ke Sumber Azali

Setiap manusia memiliki kesempatan kembali kepada sumber asalnya, yaitu Allah. Jalan itu telah ditunjukkan melalui wahyu dan sunnah.

Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَـٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًۭا فَمُلَـٰقِيهِ
“Wahai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja keras menuju Tuhanmu, dan pasti akan menemui-Nya.”
(QS. Al-Insyiqaq: 6)

Komentar Ulama:
Ibn ‘Ajibah menafsirkan ayat ini sebagai perjalanan ruhani: setiap nafas manusia adalah langkah menuju Allah, sadar ataupun tidak.


Maqam Ma‘rifat: Puncak Ilmu

Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَرْتَبَةٌ تُجْمَعُ فِيهَا جَمِيعُ الْعُلُومِ، وَهِيَ مَعْرِفَةُ اللَّهِ»
“Ada satu tingkatan di mana seluruh ilmu dihimpun, yaitu ma‘rifat kepada Allah.”

Penjelasan Ulama:
Menurut Imam al-Qusyairi, ma‘rifat adalah cahaya yang Allah lemparkan ke dalam hati, bukan hasil bacaan semata.


Tiga Tujuan Ruhani (Tiga Surga)

  1. Ma’wa – Surga Ketenangan Dunia
    Allah berfirman:

فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ
“Maka sesungguhnya surga itulah tempat tinggalnya.”
(QS. An-Nazi‘at: 41)

  1. Na‘im – Surga Keridaan di Alam Malaikat

إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan benar-benar berada dalam kenikmatan.”
(QS. Al-Infithar: 13)

  1. Firdaus – Surga Tertinggi

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـٰتُ ٱلْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka surga Firdaus sebagai tempat tinggal.”
(QS. Al-Kahfi: 107)

Ulasan Ulama Tasawuf:
Firdaus bukan hanya tempat, tetapi maqam tauhid, tempat ruh kembali kepada asalnya.


Mengenal Diri, Mengenal Tuhan

Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ»
“Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”

Catatan Ilmiah:
Hadis ini masyhur di kalangan ulama tasawuf. Maknanya sahih dan diperkuat oleh ayat:

وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
“Dan pada dirimu sendiri, tidakkah kamu memperhatikan?”
(QS. Adz-Dzariyat: 21)


Tidur, Ruh, dan Alam Hakikat

Allah berfirman:

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا
“Allah memegang jiwa ketika matinya dan jiwa yang belum mati ketika tidurnya.”
(QS. Az-Zumar: 42)

Rasulullah ﷺ bersabda:

«نَوْمُ الْعَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الْجَاهِلِ»
“Tidurnya orang berilmu lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh.”

Penjelasan:
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu ma‘rifat yang hidup dalam hati.


Zikir, Tafakur, dan Ilmu Batin

Hadis Qudsi:

«أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي…»
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku…”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah ﷺ bersabda:

«تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ»
“Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah setahun.”

Ulasan Ulama:
Ibn Qayyim menyatakan: tafakur adalah pintu makrifat dan kunci kehidupan hati.


Para Pecinta Allah dan Wali-Nya

Hadis Qudsi:

«أَوْلِيَائِي تَحْتَ قِبَابِي لَا يَعْرِفُهُمْ غَيْرِي»
“Kekasih-kekasih-Ku berada di bawah naungan-Ku, tidak ada yang mengenal mereka selain Aku.”

Bayazid al-Bisthami berkata:

“Orang berilmu sejati adalah kekasih Allah.”

Yahya ibn Mu‘adz al-Razi berkata:

“Para wali Allah adalah keharuman dunia, hanya orang ikhlas yang mampu menciumnya.”


Karamah Bukan Tujuan

Para ulama tasawuf sepakat: Karamah bukan tujuan, bahkan bisa menjadi hijab.

Imam al-Junaid berkata:

“Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas air, jangan tertipu hingga engkau lihat bagaimana ia menjaga syariat.”


Penutup

Jamaah sekalian, Jalan kembali ke sumber azali bukan dengan keajaiban, tetapi dengan taubat, mujahadah, zikir, dan tafakur.

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang kembali kepada-Nya dengan hati yang selamat.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn.


Tidak ada komentar