Ketika Fitrah Dikhianati, Timbangan Dicurangi, dan Nikmat Menjadi Perangkap
“Ketika Fitrah Dikhianati, Timbangan Dicurangi, dan Nikmat Menjadi Perangkap”
QS. Al-A‘rāf: 81–100
PEMBUKAAN (±10 MENIT)
Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn…
Segala puji bagi Allah yang Maha Penyantun,
yang tidak langsung mengazab ketika hamba bermaksiat,
tetapi memberi waktu… memberi peringatan…
hingga jelas bahwa kebinasaan itu datang bukan karena Allah zalim,
melainkan karena manusia sendiri yang melampaui batas.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ,
yang menangis bukan karena dunia,
tetapi karena takut umatnya tertipu oleh nikmat yang meninabobokan.
Hadirin yang dirahmati Allah…
malam ini kita tidak sedang membaca kisah orang lain.
Kita sedang bercermin.
Karena ayat-ayat Al-A‘rāf ini bukan sekadar sejarah,
tetapi pola yang berulang…
dan bisa saja sedang terjadi…
di zaman kita…
di negeri kita…
bahkan di hati kita.
BAGIAN I – KAUM LŪṬ: SAAT FITRAH DITERTAWAKAN (±20 MENIT)
Allah berfirman:
أَإِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ
“Mengapa kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan syahwat, bukan kepada perempuan? Bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
(QS. Al-A‘rāf: 81)
Hadirin…
perhatikan…
Allah tidak berkata: kamu keliru,
tetapi Allah berkata: kamu melampaui batas.
Karena ini bukan sekadar dosa,
ini adalah pengkhianatan terhadap fitrah.
Dan ketika Nabi Lūṭ mengingatkan…
apa jawaban kaumnya?
أَخْرِجُوهُم مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ
“Usirlah mereka! Mereka sok menyucikan diri!”
(QS. Al-A‘rāf: 82)
Subhānallāh…
Yang bersih dituduh sok suci,
yang lurus dianggap mengganggu,
yang menjaga diri justru diusir.
(Nada sedikit naik)
Inilah tanda awal kehancuran suatu kaum:
ketika maksiat menjadi normal,
dan kesucian dianggap ancaman.
(Jeda)
Lalu apa yang Allah lakukan?
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًا
“Kami hujani mereka dengan hujan (batu).”
(QS. Al-A‘rāf: 84)
Bukan hujan rahmat…
tapi hujan azab.
Kenapa dari atas?
Karena dosa mereka sudah menentang langit.
BAGIAN II – KAUM SYU‘AIB: KETIKA TIMBANGAN MENJADI ALAT KEZALIMAN (±25 MENIT)
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Setelah kehancuran moral,
Allah ceritakan kehancuran ekonomi dan sosial.
Allah mengutus Nabi Syu‘aib ‘alaihis salām.
أَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ
“Sempurnakan takaran dan timbangan, jangan kurangi hak manusia.”
(QS. Al-A‘rāf: 85)
Ini bukan cuma soal timbangan pasar…
Ini soal:
- Amanah jabatan
- Kejujuran laporan
- Hak orang kecil
- Keringat yang diperas
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي
“Siapa yang menipu, bukan dari golonganku.”
(HR. Muslim)
(Nada ditekan)
Bukan sekadar berdosa…
tapi terputus dari Nabi.
Lalu apa kejahatan mereka?
وَلَا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ
“Jangan duduk di setiap jalan untuk menakut-nakuti.”
(QS. Al-A‘rāf: 86)
Mereka:
- Mengintimidasi
- Menghalangi orang beriman
- Mengancam yang jujur
Dan ketika Nabi Syu‘aib berdakwah…
لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ
“Kami akan mengusirmu wahai Syu‘aib!”
(QS. Al-A‘rāf: 88)
Ingat baik-baik, hadirin…
Kebenaran hampir selalu diancam,
bukan karena salah,
tetapi karena mengganggu kepentingan.
Akhirnya…
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ
“Maka gempa menimpa mereka.”
(QS. Al-A‘rāf: 91)
Mereka mati berlutut…
yang sombong dipaksa tunduk…
tapi sudah terlambat.
BAGIAN III – ISTIDRĀJ: NIKMAT YANG MENIPU (±20 MENIT)
Hadirin…
Tidak semua azab datang cepat.
Ada azab yang dibungkus nikmat.
ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ
“Kami ganti kesusahan dengan kesenangan.”
(QS. Al-A‘rāf: 95)
Mereka sehat…
kaya…
aman…
lalu berkata:
“Ini biasa… dari dulu juga begini.”
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا أَعْطَى اللَّهُ الْعَبْدَ مَا يُحِبُّ وَهُوَ عَلَى مَعَاصِيهِ فَذَلِكَ اسْتِدْرَاجٌ
“Jika Allah memberi nikmat kepada orang yang terus bermaksiat, itu istidrāj.”
(HR. Ahmad)
(Nada sangat pelan)
Istidrāj…
nikmat yang membuat lupa pulang…
kenyang yang membuat lupa bersujud…
Lalu Allah bertanya:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ
“Apakah mereka merasa aman dari tipu daya Allah?”
(QS. Al-A‘rāf: 99)
PENUTUP CERAMAH (±15 MENIT)
نَطْبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ
“Kami kunci hati mereka.”
(QS. Al-A‘rāf: 100)
Hadirin…
Azab paling berbahaya
bukan gempa…
bukan hujan batu…
tetapi hati yang tak lagi takut dosa.
Malam ini…
sebelum Allah mengunci hati kita…
mari kita tundukkan diri…
kita menangis…
kita kembali…
DOA
(Suara diturunkan, lambat, banyak jeda)
اللهم…
يا الله…
jika Engkau azab kami…
itu karena keadilan-Mu…
tapi jika Engkau ampuni kami…
itu karena rahmat-Mu…
اللهم لا تجعلنا من قوم لوط…
yang mengkhianati fitrah…
اللهم طهّر قلوبنا…
pandangan kami…
niat-niat kami…
اللهم لا تجعلنا من قوم شعيب…
yang curang dalam amanah…
yang menipu dalam timbangan…
yang zalim kepada sesama…
اللهم إنّا نعوذ بك من الاستدراج…
kami berlindung dari nikmat
yang menjauhkan kami dari-Mu…
اللهم…
jangan kunci hati kami…
sebelum kami sempat bertaubat…
اللهم إن قلوبنا بين يديك…
إن شئت فتحتها…
وإن شئت أغلقتها…
فلا تغلق قلوبنا يا الله…
قبل أن نقول: ربنا…
نحن عائدون…
اغفر لنا…
ارحمنا…
وتب علينا…
وصلى الله على سيدنا محمد
وعلى آله وصحبه أجمعين
آمين… آمين… آمين…
Post a Comment