Ketika Ilmu Tidak Lagi Melahirkan Tunduk
Ketika Ilmu Tidak Lagi Melahirkan Tunduk
PEMBUKAAN (±10 menit)
الحمد لله الذي أنزل القرآن هدىً ورحمة، وجعله نورًا لمن أراد النجاة، والصلاة والسلام على سيدنا محمد، الذي أخرج الله به الناس من الظلمات إلى النور، وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Surah Al-A‘rāf ayat 161–180 bukan sekadar kisah Bani Israil. Ini adalah cermin sejarah ruhani umat manusia.
Allah tidak sedang mengisahkan masa lalu, tetapi menyibak pola penyakit hati yang akan terus berulang hingga hari kiamat.
Imam Ibn Katsir رحمه الله berkata:
“Allah menyebut kisah mereka agar umat ini tidak tertipu oleh ilmu, ibadah, dan klaim keselamatan.”
BAGIAN I: TAUBAT YANG DIREMEHKAN (±15 menit)
(Ayat 161–162)
Allah memerintahkan satu kalimat taubat: حِطَّةٌ — “ampuni kami”.
Namun mereka mengganti taubat dengan ejekan, dan ketundukan dengan kesombongan.
📖 Ayat:
“Dan katakanlah: Hiththah, dan masukilah pintu itu dengan membungkuk…”
Analisis Ilmiah
- Menurut Tafsir Jalalain, penggantian lafaz ini bukan kesalahan lisan, tapi pemberontakan batin.
- Al-Qurthubi: Mengolok perintah taubat adalah tanda hati yang mati.
📖 Hadis Pendukung:
إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
“Allah menerima taubat hamba selama nyawa belum di tenggorokan.”
Refleksi Mimbar
Berapa banyak hari ini yang merasa berdosa, tapi enggan tunduk?
Berapa banyak yang ingin diampuni, tapi tidak mau merendah?
BAGIAN II: MAKSIAT YANG DIBUNGKUS LOGIKA (±15 menit)
(Ayat 163–166)
Penduduk Aylah tidak melanggar Sabtu secara terang-terangan.
Mereka mengakali hukum, bukan menaati Tuhan.
📖 Hadis Tegas:
لَا تَرْتَكِبُوا مَا ارْتَكَبَتِ الْيَهُودُ…
“Jangan kalian menghalalkan yang haram dengan tipu daya.”
Komentar Ulama
- Ibnu Taimiyah: Hukum Allah tidak berubah meski dibungkus kecerdikan.
- Imam Malik: Hiyal adalah pelecehan terhadap syariat.
Refleksi
Jika Allah melihat hati,
lalu apa artinya cerdas jika licik?
Apa artinya kreatif jika melanggar batas?
BAGIAN III: DIAM TERHADAP DOSA (±10 menit)
(Ayat 164–165)
Ada tiga golongan:
- Pelaku dosa
- Pendiam
- Penasihat
Yang diselamatkan hanyalah yang mencegah kemungkaran.
📖 Hadis:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
Hasan Al-Bashri
“Kami menasihati bukan karena pasti diterima, tapi agar selamat di hadapan Allah.”
BAGIAN IV: ILMU YANG MENJADI PETAKA (±15 menit)
(Ayat 175–176)
Bal‘am bin Ba‘ura:
- Alim
- Hafal ayat
- Tapi menjual ilmu demi dunia
📖 Hadis:
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا… عَالِمٌ لَمْ يَنْتَفِعْ بِعِلْمِهِ
Ibnu Qayyim
Ilmu tanpa takut kepada Allah adalah hujjah yang membinasakan.
BAGIAN V: FITRAH YANG TERLUPAKAN (±10 menit)
(Ayat 172–174)
Setiap jiwa pernah bersaksi: أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ؟ قَالُوا بَلَىٰ
📖 Hadis:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
Bukan Allah yang jauh,
kitalah yang berpaling.
BAGIAN VI: LEBIH SESAT DARI BINATANG (±10 menit)
(Ayat 179)
Hati ada, tapi tidak dipakai.
Telinga ada, tapi menolak kebenaran.
📌 Ibnu Qayyim:
Binatang mengikuti naluri, manusia menolak petunjuk.
PENUTUP MIMBAR (±5 menit)
Hadirin,
Surah ini bukan kisah mereka.
Ini peringatan untuk kita.
Siapa pun yang:
- Meremehkan taubat
- Mengakali hukum
- Menjual ilmu
- Diam terhadap dosa
Sedang berjalan di jejak kehancuran yang sama.
DOA PENUTUP
(dibaca perlahan, lirih, dengan jeda)
اللهم يا الله…
يا من فتحت لنا باب التوبة قبل أن نطلب…
اللهم لا تجعلنا من الذين يعرفون الحق ثم يتركونه…
ولا من الذين يحملون العلم ولا يخشونك…
اللهم إنا نعوذ بك من علمٍ لا ينفع…
ومن قلبٍ لا يخشع…
ومن نفسٍ لا تشبع…
ومن دعاءٍ لا يُسمع…
اللهم ردّنا إليك ردًّا جميلًا…
ردًّا لا نرتد بعده أبدًا…
اللهم إن كنا قد غيّرنا أوامرك كما غيّروا…
أو تحايلنا على حدودك كما تحايلوا…
فاغفر لنا قبل أن تُغلَق الأبواب…
اللهم أحيِ قلوبنا بالقرآن…
ولا تجعل القرآن حجةً علينا…
اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه…
واكتبنا عندك من عبادك المتقين…
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين…
وصلِّ اللهم على سيدنا محمد
وعلى آله وصحبه
وسلِّم تسليمًا كثيرًا…
Post a Comment