Ketika Kebenaran Datang Berkali-kali, Namun Hati Tetap Terkunci

“Ketika Kebenaran Datang Berkali-kali, Namun Hati Tetap Terkunci”

QS. Al-A‘rāf: 101–120


PEMBUKAAN (±10 MENIT)

(Nada rendah, pelan, penuh wibawa)

Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn…
Segala puji bagi Allah…
yang tidak pernah bosan mengingatkan,
meski manusia sering bosan mendengar kebenaran.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ,
yang menyampaikan risalah bukan sekali…
bukan dua kali…
tetapi seumur hidupnya,
karena beliau tahu…
yang sulit bukan datangnya kebenaran,
melainkan dibukanya hati.

Hadirin yang dirahmati Allah…
ayat-ayat yang akan kita dengar malam ini
bukan cerita kuno…
bukan kisah masa lalu…
tetapi cermin yang sedang dihadapkan ke wajah kita.

Allah berfirman:

تِلْكَ الْقُرَىٰ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَائِهَا

“Negeri-negeri itu Kami ceritakan kepadamu sebagian dari kisah-kisahnya.”
(QS. Al-A‘rāf: 101)

Kenapa Allah ceritakan lagi…
dan lagi…
dan lagi…?

Karena manusia sering mengulangi kesalahan yang sama,
lalu berkata:

“Ini tidak akan terjadi pada kita.”

(Jeda 7–10 detik)


BAGIAN I – KEBENARAN DATANG, TAPI HATI SUDAH MENOLAK (±20 MENIT)

Allah berfirman:

فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا مِن قَبْلُ

“Mereka tidak akan beriman kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya.”

Lihat hadirin…
bukan karena kurang bukti…
bukan karena kurang dalil…
tetapi karena hati sudah memutuskan menolak
bahkan sebelum kebenaran datang.

Lalu Allah menegaskan:

كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِ الْكَافِرِينَ

“Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir.”

(Nada sedikit ditekan)
Penguncian hati bukan di awal…
tetapi di akhir…
setelah:

  • nasihat ditolak,
  • peringatan disepelekan,
  • ayat dipermainkan.

Ibnu Katsīr رحمه الله berkata:

Hati dikunci karena dosa yang diulang, bukan karena Allah zalim.

Dan Allah berkata lagi:

وَمَا وَجَدْنَا لِأَكْثَرِهِم مِّنْ عَهْدٍ

“Kami tidak mendapati kebanyakan mereka menepati janji.”
(QS. Al-A‘rāf: 102)

Janji apa?

Janji saat:

  • sakit berkata: “Ya Allah, aku akan berubah…”
  • susah berkata: “Ya Allah, aku akan taat…”
  • takut berkata: “Ya Allah, aku akan dekat…”

Tapi setelah lapang…
janji dilupakan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ

“Jika berjanji, ia mengingkari.”
(HR. Bukhari & Muslim)

(Jeda panjang)


BAGIAN II – MUSA DAN FIRAUN: KEBENARAN BERHADAPAN DENGAN KEKUASAAN (±25 MENIT)

Allah berfirman:

ثُمَّ بَعَثْنَا مِن بَعْدِهِم مُّوسَىٰ بِآيَاتِنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ

“Kemudian Kami utus Musa kepada Firaun dengan ayat-ayat Kami.”
(QS. Al-A‘rāf: 103)

Musa datang tidak membawa harta…
tidak membawa pasukan…
tidak membawa kekuasaan…

hanya membawa kebenaran.

إِنِّي رَسُولٌ مِّن رَّبِّ الْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya aku utusan Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-A‘rāf: 104)

Namun hadirin…
ketika kebenaran mengancam kekuasaan,
yang dilakukan bukan merenung…
tapi menyerang.

إِنَّ هَٰذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ

“Dia ini ahli sihir yang pandai.”
(QS. Al-A‘rāf: 109)

Setiap zaman sama…
Jika tak mampu membantah kebenaran,
maka rusak nama pembawanya.

(Nada naik perlahan)
Firaun kumpulkan ahli sihir…
bukan untuk mencari kebenaran,
tapi untuk menjaga kekuasaan.


BAGIAN III – SIHIR MENIPU MATA, KEBENARAN MENELAN SEGALANYA (±20 MENIT)

سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ

“Mereka menyihir mata manusia dan menakut-nakuti mereka.”
(QS. Al-A‘rāf: 116)

Hadirin…
kebatilan selalu:

  • heboh,
  • menakutkan,
  • menguasai panggung.

Tapi Allah berfirman:

أَلْقِ عَصَاكَ

“Lemparkan tongkatmu!”

فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ

“Maka tongkat itu menelan kebohongan mereka.”
(QS. Al-A‘rāf: 117)

(Nada ditegaskan)
Kebenaran tidak perlu banyak gaya…
cukup hadir
maka kebatilan runtuh sendiri.

فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Nyatalah kebenaran dan batallah kebatilan.”
(QS. Al-A‘rāf: 118)


BAGIAN IV – SUJUD PARA AHLI SIHIR: TAUBAT DALAM SEKEJAP (±10 MENIT)

وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ

“Para ahli sihir itu tersungkur bersujud.”
(QS. Al-A‘rāf: 120)

Subhānallāh…

Mereka yang paling bergelimang dosa…
justru paling cepat bersujud
ketika melihat kebenaran.

Ibnu Katsīr berkata:

Mereka tahu ini bukan sihir… maka mereka tidak ragu sujud.

Rasulullah ﷺ bersabda:

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ

“Orang yang bertaubat seperti tidak berdosa.”

(Nada sangat pelan)
Hidayah bisa datang sekejap…
asal hati tidak sombong.


PENUTUP CERAMAH (±5 MENIT)

Hadirin…

Ayat ini bertanya kepada kita:

  • Apakah kita seperti Musa…
    atau seperti Firaun?
  • Apakah kita pencari kebenaran…
    atau penjaga kepentingan?
  • Apakah hati kita masih terbuka…
    atau sudah terkunci perlahan?

Sebelum Allah benar-benar mengunci hati kita…
malam ini…
kita tunduk…
kita menangis…
kita pulang…


DOA PENUTUP (±15 MENIT)

(Sangat pelan, berjarak, penuh jeda)

اللهم…
يا الله…
jika Engkau ceritakan kisah kehancuran…
bukan karena Engkau benci…
tetapi karena Engkau masih mengingatkan…

اللهم…
jangan jadikan kami seperti kaum
yang berkali-kali melihat ayat-Mu
namun tetap menolak…

اللهم لا تطبع على قلوبنا…
jangan Engkau kunci hati kami…
karena dosa-dosa kami…

اللهم…
jika selama ini kami berjanji
namun sering mengingkari…
ampuni kami ya Rabb…

اللهم…
jika kami pernah membela kebatilan
karena takut kehilangan dunia…
maafkan kelemahan kami…

اللهم افتح قلوبنا كما فتحت قلوب السحرة…
bukalah hati kami
secepat Engkau membukakan hati mereka…

اللهم ارزقنا سجدة صادقة…
sujud yang bukan karena terpaksa…
tetapi karena cinta…

اللهم…
jangan biarkan kami hidup
dalam keadaan tahu kebenaran
namun tidak mengikutinya…

وإن كانت هذه آخر ليلة لنا يا الله…
jadikan ia malam taubat…
malam kembali…
malam Engkau ridha…

وصلى الله على سيدنا محمد
وعلى آله وصحبه أجمعين

آمين… آمين… آمين…



Tidak ada komentar