KETIKA KEBENARAN DITUDUH SESAT: SUNNAH DAKWAH PARA NABI
“KETIKA KEBENARAN DITUDUH SESAT: SUNNAH DAKWAH PARA NABI”
(Tadabbur QS. Al-A‘rāf: 61–80)
I. POLA ABADI: DAI SELALU DITUDUH SESAT
📖 QS. Al-A‘rāf: 61
قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلَالَةٌ وَلَٰكِنِّي رَسُولٌ مِّن رَّبِّ الْعَالَمِينَ
“Nuh menjawab: Wahai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah utusan dari Tuhan seluruh alam.”
📝 Ulasan Ulama
- Tafsir Jalalain: ḍalālah lebih umum dari ḍalāl → penafian ini sangat tegas
- Ibn Katsir: dakwah tauhid sering dianggap menyimpang oleh masyarakat yang terbiasa dengan kebatilan
- Fakhruddin Ar-Razi: ukuran kebenaran bukan mayoritas, tetapi wahyu
📌 Pelajaran
Ketika dakwah lurus, tuduhan pertama selalu sama:
“Kamu sesat.”
II. SIFAT DAI SEJATI: MENYAMPAIKAN & MENASIHATI
📖 QS. Al-A‘rāf: 62
أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Aku menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku, aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
📝 Komentar Ulama
- Imam Al-Qurthubi: nasihah = keikhlasan murni tanpa kepentingan pribadi
- Imam An-Nawawi: nasihat sejati sering menyakitkan karena mengganggu zona nyaman
📖 Hadis Pendukung
الدِّينُ النَّصِيحَةُ
“Agama itu adalah nasihat.”
(HR. Muslim)
📌 Renungan
Jika nasihat membuat kita marah,
jangan-jangan yang sakit bukan telinga…
tapi ego.
III. HERAN PADA WAHYU, BUKAN TAKUT PADA AZAB
📖 QS. Al-A‘rāf: 63
أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ مِّنكُمْ
“Apakah kamu heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu?”
📝 Ulama Menjelaskan
- Al-Baghawi: penolakan muncul karena kedengkian, bukan karena hujah
- Ibn ‘Ashur: manusia sering menolak kebenaran hanya karena pembawanya manusia biasa
IV. AKHIR KAUM NUH: KEBUTAAN HATI
📖 QS. Al-A‘rāf: 64
فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا
“Mereka mendustakannya, lalu Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya di bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.”
📝 Tafsir
- Jalalain: ‘amīn = buta hati, bukan buta mata
- Ibn Katsir: azab datang setelah penolakan panjang, bukan tiba-tiba
📌 Peringatan
Azab Allah datang bukan karena bodoh,
tapi karena menutup mata hati.
V. NABI HUD & KAUM ‘AD: KESOMBONGAN KEKUATAN
📖 QS. Al-A‘rāf: 65–67
إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ
“Kami memandangmu bodoh.”
📝 Komentar Ulama
- Ar-Razi: ketika hujah kalah, caci maki jadi senjata
- Ibn Katsir: kaum ‘Ad sombong dengan fisik dan kekuatan
📖 Hadis
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ كِبْرٌ
“Tidak masuk surga orang yang di hatinya ada kesombongan.”
(HR. Muslim)
VI. NIKMAT YANG DILUPAKAN
📖 QS. Al-A‘rāf: 69
وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً
“Allah melebihkan kamu dalam kekuatan tubuh.”
📝 Pelajaran Ulama
- Nikmat tanpa syukur berubah jadi alat kebinasaan
- Al-Qurthubi: lupa nikmat = awal azab
VII. TSAMUD & NABI SALEH: MUKJIZAT YANG DILANGGAR
📖 QS. Al-A‘rāf: 73
هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً
“Ini adalah unta Allah sebagai tanda bagimu.”
📝 Ulasan
- Ibn Katsir: mereka sendiri meminta mukjizat
- Jalalain: pelanggaran terhadap mukjizat = puncak pembangkangan
📖 Hadis
إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَاصِي فِي أُمَّتِي عَمَّهُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ
“Jika maksiat merajalela, Allah meratakan azab.”
(HR. Thabrani)
VIII. KESOMBONGAN ELIT VS KEIMANAN KAUM LEMAH
📖 QS. Al-A‘rāf: 75–76
إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ
📝 Komentar Ulama
- Ibn Taymiyyah: kebenaran sering dipeluk orang lemah, ditolak elite
- Al-Ghazali: kesombongan intelektual lebih berbahaya dari kebodohan
IX. PEMBUNUHAN UNTA & AZAB GEMPA
📖 QS. Al-A‘rāf: 77–78
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ
“Maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat.”
📝 Tafsir
- Azab datang seketika
- Ibn Katsir: pembangkangan kolektif → azab kolektif
X. PENYESALAN TERAKHIR NABI SALEH
📖 QS. Al-A‘rāf: 79
وَلَٰكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ
“Tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.”
📌 Renungan
Bukan karena nasihat salah…
tapi karena hati menolak dibenarkan.
XI. AWAL KISAH NABI LUTH: KERUSAKAN MORAL
📖 QS. Al-A‘rāf: 80
أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ
“Mengapa kamu melakukan perbuatan keji?”
📝 Ulama
- Ibn Katsir: dosa ini belum pernah ada sebelumnya
- Al-Qurthubi: penyimpangan fitrah = azab cepat
📖 Hadis
مَا ظَهَرَتِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ
“Tidaklah zina dan penyimpangan tampak terang-terangan, kecuali Allah turunkan wabah.”
(HR. Ibnu Majah)
PENUTUP MATERI
Jordan, ayat 61–80 mengajarkan satu sunnatullah:
Kebenaran selalu sama,
penolakan pun selalu sama,
hanya pelakunya yang berbeda zaman.
Post a Comment