Nikmat yang Menyelamatkan atau Nikmat yang Membinasakan
“Nikmat yang Menyelamatkan atau Nikmat yang Membinasakan”
PEMBUKAAN — MEMBANGUNKAN KESADARAN (±10 MENIT)
(Nada pelan, dalam, penuh kesadaran)
Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn…
Segala puji bagi Allah…
yang memberi nikmat tanpa diminta,
namun akan menanya tanpa bisa dihindari.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ,
yang mengajarkan kepada kita bahwa:
Tidak setiap nikmat adalah karunia,
dan tidak setiap karunia adalah keselamatan.
Saudaraku-saudaraku…
Berapa banyak manusia mengucapkan “Alhamdulillah”,
namun nikmat itu justru menyeretnya ke neraka.
(Jeda 3–5 detik)
Karena…
syukur yang hanya di lisan, adalah penghinaan terhadap nikmat.
BAGIAN I — SYUKUR PALSU DAN SYUKUR YANG BENAR (±15 MENIT)
(Nada peringatan, tenang tapi menghantam)
Saudara-saudaraku…
Allah tidak meminta kita hanya berkata syukur,
Allah memerintahkan kita BERAMAL sebagai syukur.
Allah berfirman:
﴿اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا﴾
“Beramallah wahai keluarga Dawud sebagai bentuk syukur.”
(Nada ditegaskan)
Allah tidak berkata: “Ucapkanlah syukur”
tetapi Allah berkata: “BERAMALLAH sebagai syukur!”
👉 Syukur adalah ketaatan anggota tubuh.
👉 Kufur nikmat adalah menggunakan nikmat untuk maksiat.
(Jeda)
Maka celakalah orang yang berkata Alhamdulillah,
namun kedua tangannya bergelimang dosa.
BAGIAN II — NIKMAT LISAN: ANTARA DZIKIR DAN NERAKA (±10 MENIT)
(Nada perlahan, reflektif)
Saudaraku…
Allah memberi kita lisan.
Untuk apa?
Untuk membaca Al-Qur’an…
untuk berdzikir…
untuk menasihati…
untuk berdoa…
Namun…
berapa banyak lisan yang lebih fasih mencela daripada berdzikir?
Rasulullah ﷺ bersabda:
«وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ»
“Tidakkah manusia diseret ke neraka karena ucapan lisannya?”
(Nada turun, menusuk)
Demi Allah…
satu kalimat bisa mengangkat ke surga…
dan satu kalimat bisa menjatuhkan ke neraka.
(Seruan)
Wahai kaum!
Jika engkau tidak mampu memperbanyak dzikir…
jangan kotori lisanmu dengan dosa!
BAGIAN III — NIKMAT MATA: PANAH IBLIS ATAU CAHAYA IMAN (±10 MENIT)
(Nada serius)
Allah memberi kita mata
agar kita memandang kebenaran.
Allah berfirman:
﴿قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ﴾
“Katakan kepada orang beriman agar menundukkan pandangan.”
(Nada meninggi)
Namun berapa banyak mata yang tajam melihat maksiat,
tetapi buta melihat ayat Allah?
Para ulama berkata:
“Pandangan adalah panah beracun dari iblis.”
(Jeda)
Dan telah sampai kepada kami:
siapa yang tidak menjaga pandangan,
akan dicelaki dengan api neraka.
(Nada tegas)
Apakah engkau rela…
mata yang Allah beri untuk melihat mushaf…
dipakai melihat apa yang Allah murkai?
BAGIAN IV — NIKMAT TELINGA: AMANAH YANG AKAN DITANYA (±10 MENIT)
(Nada mengalun)
Saudaraku…
Allah memberi kita pendengaran
untuk mendengar Al-Qur’an…
nasihat…
kebenaran…
Allah berfirman:
﴿إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا﴾
“Pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggungjawaban.”
(Nada ditekan)
Jika engkau tidak mampu menghadiri majelis ilmu…
paling tidak jangan isi telingamu dengan kebatilan.
Karena mendengar maksiat adalah bagian dari maksiat.
BAGIAN V — NIKMAT TANGAN DAN KAKI: SAKSI YANG TAK BISA DIBANTAH (±10 MENIT)
(Nada tegas, menggugah)
Saudara-saudaraku…
Allah memberi tangan
untuk menolong…
untuk bersedekah…
untuk berbuat baik…
Allah memberi kaki
untuk melangkah ke masjid…
menuju ketaatan…
Namun Allah memperingatkan:
﴿يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم﴾
“Lidah, tangan, dan kaki mereka akan menjadi saksi.”
(Nada pelan, menakutkan)
Bayangkan…
ketika mulut terkunci…
dan tangan serta kaki berbicara.
(Jeda panjang)
Apakah tanganmu akan membelamu…
atau justru menuntutmu?
BAGIAN VI — NIKMAT MAKANAN DAN PAKAIAN (±10 MENIT)
(Nada peringatan)
Allah memberi kita makanan
agar kita kuat untuk taat.
Namun Allah berfirman (makna):
“Dengan nikmat-Ku engkau menjadi kuat untuk durhaka kepada-Ku.”
(Nada meninggi)
Makanan yang menguatkan maksiat
adalah makanan yang menjadi saksi kejahatan.
Dan pakaian…
Apakah ia lusuh karena sujud?
Ataukah lusuh karena maksiat?
Karena tidak ada jaminan
orang yang bangga dengan pakaian dunia
tidak dipakaikan pakaian api neraka.
BAGIAN VII — NIKMAT HARTA: PENYELAMAT ATAU PENGIRIM KE NERAKA (±10 MENIT)
(Nada tajam)
Saudaraku…
Harta halal
jika digunakan haram
akan berkata pada hari kiamat:
“Wahai Tuhan… aku dipakai untuk melawan-Mu.”
Dan telah sampai kepada kami:
siapa yang diberi harta halal
lalu menghabiskannya di jalan haram,
Allah berfirman:
“Bawalah ia ke neraka!”
(Jeda)
Bukan hartanya…
tetapi pemiliknya.
BAGIAN VIII — NIKMAT IMAN, ILMU, DAN AKAL (±10 MENIT)
(Nada sangat serius)
Saudaraku…
Iman adalah nikmat terbesar…
dan paling mudah dicabut.
Ilmu adalah cahaya…
namun bisa berubah menjadi api.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Manusia yang paling keras siksaannya adalah orang berilmu yang tidak diamalkan ilmunya.”
(Nada perlahan)
Ilmu tanpa amal…
akal tanpa takut…
iman tanpa penjagaan…
semuanya adalah bencana yang disadari.
Dan inilah kehancuran paling mengerikan.
PENUTUP — SERUAN TAUBAT DAN DOA (±10 MENIT)
(Nada sangat pelan, penuh harap dan takut)
Wahai kaum Muslimin…
Jangan durhakai Allah dengan nikmat-Nya…
Jangan lawan Allah dengan karunia-Nya…
Jika engkau tidak mampu menyempurnakan syukur…
jangan sempurnakan maksiatmu.
(Jeda panjang)
Mari kita tundukkan hati…
“Ya Allah…
jangan jadikan nikmat-Mu sebagai hujjah atas kami…
ajari kami bersyukur dengan ketaatan…
jaga iman kami…
berkahi ilmu dan akal kami…
dan wafatkan kami dalam keadaan Engkau ridha kepada kami…”
Yā Allāh…
Yā Rabb…
Kami datang kepada-Mu…
bukan membawa amal yang membanggakan…
tetapi membawa dosa yang kami sembunyikan
dan nikmat yang sering kami khianati…
(Jeda 5 detik)
Yā Allāh…
Betapa sering lisan ini menyebut nama-Mu…
namun betapa sering pula lisan ini melukai hamba-hamba-Mu…
Ampuni kami, ya Rabb…
(Jeda)
Yā Allāh…
Mata ini Engkau beri untuk melihat ayat-ayat-Mu…
namun sering kami gunakan untuk melihat apa yang Engkau benci…
Jika Engkau adili kami dengan mata ini…
kami binasa, ya Rabb…
(Jeda lebih panjang)
Yā Allāh…
Telinga ini Engkau beri untuk mendengar Al-Qur’an…
namun sering kami isi dengan kelalaian dan kebatilan…
Kami malu kepada-Mu, ya Rabb…
malu… sangat malu…
(Hening sejenak)
Yā Allāh…
Tangan ini Engkau beri untuk menolong…
namun sering kami gunakan untuk menyakiti…
Kaki ini Engkau beri untuk melangkah ke ketaatan…
namun sering kami bawa ke tempat yang Engkau murkai…
Ampuni kami, ya Allah…
(Jeda)
Yā Allāh…
Berapa banyak nikmat-Mu yang kami nikmati…
tanpa pernah kami syukuri dengan ketaatan…
Makanan-Mu menguatkan badan kami…
namun kami gunakan kekuatan itu untuk bermaksiat…
Pakaian-Mu menutup aurat kami…
namun kami gunakan untuk berbangga dan melalaikan…
Ampuni kami, wahai Yang Maha Pemurah…
(Nada sedikit meninggi karena harap)
Yā Allāh…
Jangan jadikan nikmat-Mu sebagai saksi kejahatan kami
dan jangan jadikan karunia-Mu sebagai hujjah yang membinasakan kami…
Jadikanlah nikmat-Mu…
sebagai jalan kembali kepada-Mu…
(Jeda panjang)
Yā Allāh…
Jika Engkau hisab kami dengan teliti…
tak satu pun dari kami yang selamat…
Maka kami mohon…
hisabkan kami dengan rahmat-Mu…
bukan dengan keadilan-Mu…
(Hening)
Yā Allāh…
Jaga iman kami…
jangan Engkau cabut iman ini saat kami masih mencintai dosa…
Berkahilah ilmu kami…
jangan jadikan ilmu ini sebab siksa kami…
Sucikan niat kami…
luruskan kehendak kami…
dan lembutkan hati kami…
(Nada memohon)
Yā Allāh…
Ajari kami bersyukur dengan amal…
bukan hanya dengan ucapan…
Ajari kami menggunakan nikmat-Mu
untuk mendekat kepada-Mu…
bukan untuk menjauh dari-Mu…
(Jeda akhir, sangat pelan)
Terimalah taubat kami sebelum ajal…
terimalah amal kami sebelum hisab…
dan terimalah kami sebagai hamba-Mu yang Engkau ampuni…
Ṣallallāhu ‘alā Sayyidinā Muḥammad…
wal-ḥamdu lillāhi Rabbil ‘ālamīn…
Āmīn… Āmīn… Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn…
Post a Comment