VISI DALAM ISLAM(Akhlak Kepemimpinan: Pandangan Jauh ke Depan)
CERAMAH LENGKAP: VISI DALAM ISLAM
(Akhlak Kepemimpinan: Pandangan Jauh ke Depan)
I. MUQODDIMAH
Alhamdulillah… Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang mengajarkan manusia dengan qalam, yang menanamkan dalam diri para nabi sebuah kemampuan luar biasa: melihat masa depan, merancang langkah, dan memimpin umat menuju tujuan jangka panjang.
Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad ﷺ—pemimpin yang bukan hanya memiliki visi besar, tetapi mampu mewujudkannya dalam realitas sejarah manusia.
Hadirin yang dirahmati Allah…
Hari ini kita membahas salah satu akhlak terbesar dalam Islam:
VISI — pandangan jauh ke depan, kemampuan melihat arah sebelum orang lain melihatnya, kemampuan membaca masa depan sebelum orang lain memahami tanda-tandanya.
II. APA ITU VISI DALAM PANDANGAN ISLAM
Dalam kepemimpinan modern, visi adalah:
“Pandangan tajam ke masa depan yang menciptakan tujuan dan makna untuk mencapai prestasi besar.”
Dalam Islam, konsep ini sangat dekat dengan niat besar (النية), azm (العزم), dan ru’yah ba’idah (الرؤية البعيدة).
1. Visi adalah niat besar yang menggerakkan arah hidup
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Niat bukan sekadar “menginginkan sesuatu”—ia adalah visi jangka panjang yang menggerakkan tindakan jangka pendek.
Imam Ibn Rajab berkata:
“Hadis ini adalah sepertiga agama, karena semua amal ditentukan oleh niat yang menjadi tujuan besarnya.”
III. DALIL AL-QUR’AN TENTANG PENTINGNYA VISI
1. Al-Alaq 96:1–4 — Perintah membaca untuk membangun visi
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajarkan manusia dengan pena.”
(QS. Al-‘Alaq: 1–4)
Ayat pertama yang turun bukan perintah salat, bukan perintah zakat, tetapi membaca—karena membaca adalah kunci membangun visi besar.
Imam Fakhruddin Ar-Razi berkata:
“Allah memulai dengan perintah membaca agar umat memiliki kemampuan memahami masa lalu, sekarang, dan masa depan.”
2. Yusuf 12:111 — Sejarah sebagai pembentuk visi
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sungguh pada kisah-kisah itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Yusuf: 111)
Pelajaran berarti acuan visi.
3. An-Nur 24:34 & Al-A’raf 7:176 — Pentingnya pemahaman sejarah dunia
Allah memerintahkan manusia mengambil ibrah dari sejarah umat-umat terdahulu agar memiliki pandangan jauh ke depan.
IV. NABI MUHAMMAD ﷺ: PEMIMPIN DENGAN VISI TERBESAR
Setiap langkah Nabi adalah visi besar yang jauh melampaui zamannya.
1. Visi membangun peradaban 14 abad ke depan
Ketika masih di Makkah—ditindas, dikejar, dihina—beliau bersabda:
لَيَبْلُغَنَّ هٰذَا الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ
“Agama ini akan mencapai seluruh tempat yang dicapai siang dan malam.”
(HR. Ahmad)
Bayangkan… beliau mengucapkannya ketika umat masih sedikit.
Inilah visi.
2. Visi menyatukan manusia yang berkonflik berabad-abad
Ketika sampai di Madinah, beliau membuat Piagam Madinah — dokumen politik pertama di dunia yang menyatukan 13 suku yang saling bermusuhan.
Imam As-Suyuthi menyebut:
“Tidak ada pemimpin sepanjang sejarah yang menyatukan bangsa-bangsa secepat Rasulullah.”
V. CONTOH SEJARAH: NEGARA MANA YANG MEMENANGKAN MASA DEPAN?
Kita lihat dua negara besar:
1. India — Dipimpin visi jangka panjang
- Nehru menyadari dunia akan dikuasai sains & teknologi.
- Ia membuat IIT (Indian Institute of Technology) & IIM.
- Hasilnya: Puluhan CEO global, ilmuwan, dan teknokrat kelas dunia.
Goldman Sachs memprediksi India menjadi superpower ekonomi.
2. Indonesia — Minim visi awal kemerdekaan
- Tidak membangun pusat sains besar sejak awal.
- Terlambat memahami arah dunia.
- Akibatnya: kita masih banyak mendatangkan teknisi asing.
Kesalahan visi di awal → berdampak puluhan tahun.
Para ulama berkata:
مَنْ لَا رُؤْيَةَ لَهُ لَا مُسْتَقْبَلَ لَهُ
"Siapa yang tidak punya visi, ia tidak punya masa depan."
VI. VISI MENENTUKAN MASA DEPAN INDIVIDU
Banyak siswa SD yang jenius, tetapi dewasa tidak berprestasi.
Bukan karena mereka bodoh—tetapi karena tidak punya visi.
Visi → menentukan arah hidup
Tanpa visi → seperti kapal tanpa kompas
Rasulullah ﷺ bersabda:
احْرِصْ عَلَىٰ مَا يَنْفَعُكَ
“Bersungguh-sungguhlah pada apa yang bermanfaat bagimu.”
(HR. Muslim)
Imam Nawawi menjelaskan:
“Hadis ini memerintahkan muslim merancang masa depan dan fokus pada tujuan jangka panjang.”
VII. VISI HARUS DIWUJUDKAN DALAM AKSI
Joel Barker berkata:
“Vision without action is just a dream. Action without vision just passes the time. But vision with action can change the world.”
Ungkapan ini sebenarnya selaras dengan sabda Nabi ﷺ:
وَالْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
“Orang cerdas adalah yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”
(HR. Tirmidzi)
Visi → kehidupan setelah mati
Aksi → amal yang dilakukan
Tanpa aksi, visi tidak berarti apa-apa.
VIII. CARA MEMBANGUN VISI MENURUT ISLAM
1. Membaca buku — terutama biografi tokoh
Dalilnya QS Al-Alaq 96:1–4
Membaca biografi membuka cakrawala masa depan.
2. Mengkaji kisah-kisah Al-Qur'an
Dalil: QS Yusuf 12:111
Kisah Yusuf, Musa, Ibrahim, Maryam — semua membentuk visi.
3. Memahami sejarah umat manusia
Dalil: QS Al-A’raf 7:176; An-Nur 24:34
Sejarah memberi peta jalan masa depan.
4. Bergaul dengan lingkungan yang tepat
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمَرْءُ عَلَىٰ دِينِ خَلِيلِهِ
“Seseorang mengikuti agama (karakter) sahabat dekatnya.”
(HR. Abu Dawud)
Jika ingin visi besar → bergaullah dengan orang yang punya visi.
IX. PENUTUP RETORIS
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Dunia ini dibangun oleh orang-orang yang berani bermimpi jauh.
Umat ini jaya oleh para pemimpin yang punya visi besar.
Sejarah ini berubah oleh manusia yang berani melihat masa depan.
Nabi melihat masa depan ketika umat masih sedikit.
Abu Bakar melihat masa depan ketika murtad merajalela.
Umar melihat masa depan ketika Persia dan Romawi masih berjaya.
Utsman dan Ali melihat jauh ketika fitnah mengguncang.
Dan hari ini…
Umat membutuhkan pemimpin dengan visi.
Keluarga membutuhkan ayah dan ibu dengan visi.
Sekolah membutuhkan guru dengan visi.
Diri kita membutuhkan visi.
Karena:
Visi adalah arah.
Visi adalah energi.
Visi adalah alasan bergerak.
Dan visi adalah doa panjang yang diwujudkan dalam aksi.
Post a Comment